Selasa, 24 Maret 2015

drama cita-cita

Usaha keras pasti akan membuahkan hasil
 Setelah pemakaman orang tua Hendro yang baru saja meninggal karena kecelakaan tabrak lari, Hendro pulang ke rumah ditemani oleh Paman dan sepupunya Andi.
Paman : Paman ikut sedih atas musibah yang kamu alami, selanjutnya apa rencanamu?
Hendro : Belum tau, Paman. Tapi saya masih ingin kuliah.
Tiba-tiba Andi menyela ucapan Hendro.
Andi : Apa? Kuliah? Memangnya kamu punya duit? Daripada bermimpi mendingan kamu ikut kerja ternak bebek saja di tempat Pak Imron. Hasilnya lumayan, Ndro!
Paman : Andi benar, tidak usah mikir kuliah lagi, yang penting gimana caranya kamu bisa makan tiga kali dan bertahan hidup.
Hendro : Tidak Paman, gimanapun caranya saya akan berusaha untuk kuliah lagi.
Paman : Ya sudah, terserah kalau kamu masih ingin terus bermimpi. Kalau besok kamu mau, kamu ikut kami ke peternakan bebek Pak Imron, nanti biar Paman yang bilang ke beliau kamu mau ikut kerja juga ngurus bebeknya.
Andi : (sambil tersenyum mengejek) siapa tau jadi juragan bebek terus bisa kuliah.
Hendro : Iya, Paman, saya ikut besok pagi.
Ternyata Bapak Imron adalah Ayah dari Ibu Suci, guru matematika Imron ketika masih di bangku SMA. Suatu sore mereka bertemu, dan Ibu Suci mengajak Hendro bicara untuk mengetahui kabarnya.
Suci : Gimana, Ndro? Sudah berapa hari kerja?
Hendro : Sudah seminggu ini, Bu.
Suci : Oh, gitu. Kamu kan anak pintar dan selalu jadi juara, kenapa tidak melanjutkan kuliah?
Hendro : Maunya juga gitu, Bu. Tapi sekarang saya hidup sendiri, bisa makan saja sudah bersyukur. Tapi saya tetap ingin kuliah, Bu. Uang hasil kerja di sini juga saya tabung sedikit-sedikit.
Suci : Mau sampai kapan nabungnya? Kenapa nggak coba cari beasiswa?
Hendro : Memang ada beasiswa yang benar-benar gratis? Saya dengar beasiswa cuma untuk membantu bukannya gratis.
Ibu Suci tertawa mendengar ucapan polos Hendro
Suci : Siapa bilang? Beasiswa yang gratis..tis..tis ada. Jadi kamu Cuma modal diri aja. Sudah, besok siang kamu temui saya di sekolah, ada beberapa brosur beasiswa, siapa tau kamu bisa lolos.
Hendro : Wah, terimakasih banyak, Bu! Besok saya ke sana, pasti ke sana.
Keesokan harinya Hendro pergi menemui Bu Suci saat jam istirahat kerja. Mereka berdua berjalan menuju kantin untuk membicarakan soal beasiswa.
Suci : Ini, Ndro. Ibu punya beberapa brosur beasiswa yang bisa kamu pilih. Ada juga yang ke luar negeri,lho. Amerika, Belgia…
Hendro : Luar negeri, Bu? Apa mungkin saya ke luar negeri? Bisa kuliah di Indonesia saja sudah senang, Bu.
Suci : Kenapa tidak, ibu dengar nilai bahasa inggrismu dulu baik, kamu juga pernah menang lomba pidato bahasa Inggris mengalahkan kakak kelasmu dulu. Jadi kenapa ragu? Kalau ibu jadi kamu, ibu akan coba beasiswa ke luar negerinya.
Hendro : Biayanya gimana, Bu?
Suci : Coba kamu baca brosur itu baik-baik.
Hendro : (mengeja) mahasiswa yang diterima akan dibiayai penuh oleh …. Dibiayai penuh? Gratis, Bu?
Suci : Iya, gratis! Jadi tidak perlu pecah tabunganmu.
Hendro : (tersenyum malu) iya, Bu, akan saya coba. Pasti akan saya coba.
Suci : Ya sudah, jangan terlalu banyak bicara, baksonya hampir dingin, ayo dimakan terus kembali lagi kerja.
Hendro : Siap, Bu!
Karena Hendro anak yang cerdas, ia mendapatkan salah satu beasiswa tersebut. Tidak tanggung-tanggung, Hendro akan kuliah di Amerika selama 2 tahun.
Paman : Sudah kamu siapkan semua, Ndro? 
Hendro : Sudah, Paman. Saya titip rumah, ya, Paman. 
Paman : Iya, Ndro. Tenang saja, nanti Paman akan suruh saudara kita tinggal dan menjaga rumahmu ini. kamu belajar yang baik di sana. Paman bangga sama kamu.
Andi yang sempat meremehkan Hendro merasa menyesal pernah mengejeknya dulu
Andi : Ternyata kamu nggak mimpi, Ndro. Malah ke Amrik lagi! Kamu hebat. Maaf ya kemarin aku sempat ngejek kamu.
Hendro : Nggak papa, kalau kamu mau kamu juga bisa. Awalnya mimpi, tapi kalau kita berusaha bisa jadi kenyataan!
Andi : Aku juga mau kayak kamu, tapi aku pengen punya peternakan bebek yang besaaaaaar seperti punya Pak Imron.
Ketiganya pun tertawa mendengar celotehan Andi
Paman : Bisa saja, nanti Bapak bisa makan bebek tiap hari ya, Ndro.
Andi : Ide bagus, nanti kalau kamu sukses, kita jual bebeknya ke Amerika juga.
Hendro : (sambil tertawa).. boleh..boleh….
Mereka bertiga larut dalam obrolan hingga tengah malam. Keesokan harinya Paman mengantar hendro ke bandara. Dari sanalah Hendro mulai mewujudkan apa cita-citanya selama ini.
Kisah di atas merupakan contoh naskah drama tentang cita-cita. Naskah tidak terlalu panjang namun bisa memberikan semua informasi dan pelajaran yang ingin kita sampaikan pada calon pemirsanya nanti. Perhatikan juga setiap alur agar tetap menjadi satu kesatuan cerita yang utuh. Selanjutnya, pilihlah pemain drama yang memang bisa memainkan drama tersebut dengan baik.


cara untuk menggapai cita-cita

Menurut Laras Dewantari (larasdewantari.blogspot.com, diakses tanggal 24 Oktober 2013), cara untuk  menggapai cita-cita adalah sebagai berikut :
Ada kalanya kita menilai diri kita itu bodoh, tidak berbakat dan hal buruk lainnya.Perlu diketahui bahwa manusia itu pada dasarnya tidak ada yang bodoh, hal tersebut hanyalah sesuatu yang bisa diatasi dengan berbagai cara, berikut adalah beberapa cara untuk mengatasi hal tersebut:

1. Kenali Minat

Seseorang yang dikatakan bodoh sekalipun, pasti memiliki suatu hal yang disukainya untuk itu penting untuk menentukan hal apa yang diinginkannya. Sebagai pendidik kita harus mengenali dengan baik bakat dan minat  dari peserta didik kita,hal itu mempermudah kita untuk memberikan jalan dalm mewujudkan cita-citanya.

2. Mendekat

Setelah anda tahu apa yang anda inginkan, kemudian anda harus mendekatkan diri terhadap hal tersebut, misalnya anak didik menyukai bidang olahraga  dan bercita-cita ingin menjadi pemain sepak bola,, maka arahkan peserta didik tersebut dalam bidang olahraga.

3. Fokus

Tidak banyak orang yang bisa melakukan 2 hal secara bersamaan dengan hasil yang baik, kita mengajarkan kepada peserta didik  fokus menjalani hal yang diinginkan pertama kali sampai tercapai dan barulah  menentukan keinginan yang lain.

 4. Lawan rasa ragu

Hal yang harus anda hindari dalam rangka menginginkan sesuatu adalah melawan keraguan,kita harus menanamkan kepada anak didik rasa percaya diri.Percaya pada diri sendiri itulah kunci untuk melawan keraguan

5. Sabar

Tidak ada sesuatu cita-cita yang didapat secara instan, jadi teruslah berusaha dalam mencapai cita cita dengan rasa sabar dan jangan putus asa.

6. Perbanyak latihan

Sesuatu yang dilakukan secara terus menerus pasti akan membekas dalam diri masing-masing  peserta didik, hal apapun itu. terkait dengan hal yang diinginkan, cobalah melakukannya dengan intensitas yang lebih.
Seperti yang kita tahu, cita-cita atau tujuan hidup ini hanya bisa diraih jika memiliki motivasi yang kuat dalam diri kita. Tanpa motivasi apapun, sulit sekali kita menggapai apa yang kita cita-citakan. Tapi tak dapat dipungkiri, memang cukup sulit membangun motivasi di dalam diri sendiri. Bahkan mungkin tidak tahu pasti bagaimana cara membangun motivasi di dalam diri sendiri. Padahal sesungguhnya banyak hal yang dapat dilakukan untuk menumbuhkan motivasi tersebut. Cita-cita merupakan ekspetasi untuk masa depan, jika kita menempatkannya 5 cm didepan kening kita, bukan tidak mungkin pasti cita-cita itu akan jadi kenyataan bukan angan-angan belaka. Mengapa? Jika kita meletakkan  5 cm didepan kening kita , kita senantiasa merasakan sebuah semangat untuk meraihnya. Tanamkan kepada peserta didik kita agar menempatkan cita-cita 5 cm didepan kening kita masing-masing, karena jika hal tersebut dilakukan bukan tidak mungkin , peserta didik akan semangat meraih dan menggapai cita-citanya masing-masing.
"Apa cita-cita mu?", itu adalah kata-kata yang sering ditanya oleh gurumu, betul?
di sini saya akan berbagi tentang cita-cita, ataupun kalian ingin mencari solusi, berbagi tentang cita-cita kalian.
Cita-cita adalah suatu keinginan kita ke kehidupan mendatang dengan pekerjaan yang kita idam-idamkan. 
Ada berbagai macam profesi ataupun pekerjaan, yaitu:
  1. Polisi/polwan


     
    polisi adalah pekerjaan yang sangat mulia, mereka selalu melindungi masyarakat dari bahaya, tapi polisi tidak akan bisa menyelesaikan masalah tanpa bantuan masyarakat. polisi juga harus mempunyai kedisiplinan yang tinggi, kecerdasan, tidak mudah terkena penyakit, dan harus berbadan kekar.
    jika kalian ingin menjadi seorang polisi, apakah kalian siap untuk memenuhi kriteria tsb?.
    2. dokter

    dokter juga pekerjaan yang sangat mulia, mereka membantu masyarakat dengan pengetahuan mereka tentang penyakit ataupun obat-obatan. mereka selalu siap setiap saat setiap waktu untuk melayani ataupun mendengarkan keluhan penyakit anda. untuk mejadi seorang dokter kalian harus bisa menguasai ilmu kedokteran, jika kalian ingin menjadi dokter, kalian bisa berstudy di jurusan kedokteran UGM, ataupun PTN-PTN yang ada jurusan kedokterannya. apakah anda tertarik untuk menjadi seorang dokter?.
    3. koki / chef

    koki / chef / juru masak bisa dibilang pekerjaan yang sangat melelahkan, apalagi jika bekerja sebagai koki di resto-resto yang terkenal. mereka pasti sangat kewalahan jika sedang banyak pesanan masakan, jika mereka telat untuk memberikan masakan untuk pelanggan, mereka akan di marahi oleh head chefnya.tapi itu semua tidak akan terjadi jika kita benar-benar melakukannya dengan baik. di dalam dapur resto ada pantry section, sauce section, roast section, fish section, vegetable section, soup section, gardemanger section, butcher section, bakery section dan pastry section, jadi di dalam dapur resto ada minimal 10 orang chef, dan pembantu chef. kalian tertarik untuk menjadi seorang chef?
    4. photografer

    photografer. pekerjaan yang sangat sederhana tapi harus mempunyai skill yang baik untuk menentukan objek photo, seorang photografer harus siap siaga jika tau-tau ada objek yang sangat bagus di jalanan ataupun di tempat-tempat lainnya. untuk menjadi seorang photografer profesional kalian harus memulainya dengan berbicara kepada para profesional di lapangan, pelajari berbagai buku atau artikel tentang photografi, menguasai jenis-jenis lensa objek karena dengan menguasainya seorang photografer akan menjadi profesional, seorang photografer harus bisa menentukan pose / gaya modelnya jika itu manusia. bukan manusia saja yang bisa dijadikan objek photo, tapi alam dan hewan juga bisa dijadikan objek photo. tertarik untuk menjadi photografer?
    5.pemadam kebakaran

    seorang damkar harus siap siaga di pos / kantornya karena bisa saja kebakaran terjadi pada saat jam-jam istirahat ataupun pada malam hari. karena siap siaga petugas damkar diberi kamar tidur di pos / kantornya. ketika ada kebakaran terjadi petugas damkar harus sesegera mungkin ke TKP agar api tidak menyebar kemana-mana, jika ketika sedang memadamkan bangunan atau semacamnya belum selesai dan sudah ada panggilan kebakaran lagi, damkar harus membagi tugasnya atau menyelesaikannya dengan cepat. ketika melakukan tugasnya damkar tidak bisa bekerja sendiri, damkar dibantu oleh masyarakat sekitarnya.
    untuk menjadi damkar kalian harus memilki tingkat kedisiplinan yang tinggi, badan yang tegap berisi, dan memilki persyaratan-persyaratan yang diminta oleh damkar.
    tertarik untuk menjadi seorang pemadam kebakaran?.


     

manfaat memiliki cita-cita

  1. Manfaat  Mempunyai Cita-Cita
    • Hidup mempunyai jalan atau arah yang jelas
    Hal ini sudah jelas, dengan mempunyai cita-cita, kita akan tahu kemana arah hidup yang akan kita jalani, dan kita pun tahu tujuan kita belajar, menuntut ilmu, bersekolah, dan segala macamnya. Tujuannya yaitu mengejar cita-cita dan berusaha sekuat mungkin untuk mengejar cita-cita tersebut.
  2. Mental dan niat semakin terasah
Dengan adanya cita-cita yang kuat, mental untuk melawan segala hambatan akan terasah, misalnya melawan rasa malas, kantuk, dan godaan bermain game akan teratasi. Hal ini biasa melanda anak SMP atau sederajat, tapi ini akan mudah teratasi jika kita  sudah tahu bahwa semua itu hanya akan menghambat niatnya mengejar cita-cita.
  • Terus Belajar dan Berlatih
Cita-cita menjadi sebuah tujuan  yang harus kita kejar. Seiring dengan adanya cita-cita yang kuat tersebut, kita  akan berusaha meningkatkan kemampuannya agar cita-cita kita bisa tercapai. Yaitu dengan belajar dan berlatih segala hal yang menunjung cita-cita tersebut.

  1. Mengapa kita harus bercita-cita ?
Mengapa seseorang harus memiliki cita-cita, dikarenakan seseorang harus memiliki cita-cita adalah karena hidupnya, seseorang jika tidak memiliki cita cita hidupnya akan terasa seperti tak berguna karena dia dalam menjalani hidup tidaklah memiliki tujuan.Namun jika memiliki cita cita hidup pastilah berguna, karena dengan cita – cita yang ingin dicapai pastinya seseorang akan berjuang keras demi tercapainya cita-cita tersebut, contoh seorang anak TK bercita cita saat dewasa akan menjadi seorang astronot, dalam kehidupannya walau tidak mendukung dia untuk menjadi seorang astronot dia pasti akan berusaha sebisa mungkin untuk menjadi astronot, namun diperjalanan untuk meraih cita cita tersebut pastilah ada rintangan yang akan selalu menghadang. Ini analoginya setiap cita cita memiliki ketinggian yang berbeda, maka dari itu kita tidak boleh takut dengan ketinggian itu, dan lampauilah anak tangga yang menjadi jalan yang menuju tujuan tersebut, nah dari sini sejak sang anak tersebut dari TK , dia menaiki ke anak tangga SD, lalu ke SMP lalu ke SMA dan perkuliahan dengan semangat, sesampainya ditingkat klimaksnya anak tangganya ada yang patah dan dari sinilah semua ilmunya yang dia pelajari dari TK hingga kuliah diuji, patahnya anak tangga ini bisa jadi adalah sebuah cobaan yang menghampirinya sewaktu waktu tanpa diketahui, namun dengan semua pelajaran yang ia dapatkan  itu dapat memecahkan masalah tersebut.
Seperti yang dikatakan Fahd Djibran dalam buku Hidup Berawal dari Mimpi (2011: 26) , mungkin kadang kita merasa kecewa hari ini, kita merasa kalah hari ini, kita merasa hidup tak sehebat yang kita bayangkan , tapi hidup memang tak melulu soal kebahagaiaan. Kita juga harus ingat, bahwa saat-saat kita merasa kecewa dan kalah sesungguhnya merupakan sat-saat terkuat kita. Cita-cita adalah bagaimana kita meraih kebahagiaan. Menurut Fahd Djibran (2011: 36) , kebahagiaan adalah  soal bagaimana cara kita menjadi juara bagi diri sendiri. Yakinlah, dan terus melangkah, jangan biarkan diri kita dikalahkan oleh rasa takut dan ragu. Sebab , setiap orang adalah juara bagi dirinya sendiri.
Bagaimanakah jadinya nanti jika kita memiliki beribu-ribu batu bata, berpuluh-puluh karung semen dan berkubik-kubik pasir serta bahan-bahan bangunan yang lain untuk membuat rumah namun kita tidak mempunyai rancangan maupun bayangan seperti apakah bentuk rumah itu nanti. Alhasil, mungkin kita akan mendapatkan rumah dengan bentuk yang aneh, gampang roboh  atau bahkan kita tidak akan pernah bisa membuat sebuah rumahpun.
Fenomena seseorang tanpa cita-cita bisa dengan mudah kita temui, cobalah tanya kepada beberapa orang siswa SMU yang baru lulus, akan melanjutkan studi dimana mereka atau apa yang akan mereka lakukan setelah mereka lulus. Mungkin sebagian dari mereka akan menjawab tidak tahu, menjawab dengan rasa ragu, atau mereka menjawab mereka akan memilih suatu jurusan favorit di PTN tertentu. Apakah jurusan favorit tersebut mereka pilih karena memang mereka tahu potensi mereka, tahu seperti apa gambaran umum perkuliahan dijurusan tersebut dan peluang-peluang yang dapat mereka raih kedepannya karena berkuliah dijurusan tersebut, sekedar ikut-ikutan teman, gengsi belaka, trend, karena mengikuti “anjuran” orang tua, atau bahkan asal pilih?. Yang terjadi selanjutnya adalah disaat perkuliahan sudah berlangsung, beberapa dari mereka ada merasa jurusan yang dipilihnya tidak sesuai dengan apa yang dia bayangkan atau tidak sesuai dengan kemampuannya. Boleh jadi setelah itu ia akan mengikuti ujian lagi ditahun depan atau malas-malasan belajar dengan Indeks Prestasi Kumulatif alakadarnya. Sungguh suatu pemborosan terhadap waktu, biaya dan tenaga. Tapi ingat waktu tak pernah menyediakan kesia-siaan bagi mereka yang berjuang dan bekerja keras.
Dahulu ada sebuah tradisi kurung ayam, balita yang sudah berumur beberapa bulan dikurung dalam sebuah kurungan ayam yang ditutupi kain. Lalu di sekeliling kurungan tersebut disimpan berbagai macam benda yang mewakili profesi seperti gitar (musisi),spidol(pengajar/guru), sarung tinju (atlit), pesawat-pesawatan (pilot) dan lain-lain. Lalu orang tua akan memperhatikan benda apakah yang pertama kali diambi l oleh balita tersebut, jika ia mengambil terompet maka orang tua akan beranggapan sang bayi kelak akan menjadi seorang musisi atau berpotensi menjadi seorang musisi. Namun tampaknya adat semacam ini jarang dilakukan lagi.Nilai yang dapat diambil dari tradisi semacam ini adalah bahwa orang tua mempunyai peranan penting dalam memfasilitasi anaknya untuk mengeksplorasi bakat dan minat yang dipunyainya.Dan membantu untuk mengembangkan potensi yang dimilikinya.
Cita-cita bukan hanya terkait dengan sebuah profesi namun lebih dari itu ia adalah sebuah tujuan hidup. Seperti ada seseorang yang bercita-cita ingin memiliki harta yang banyak, menjadi orang terkenal, mengelilingi dunia, mempunyai prestasi yang bagus dan segudang cita-cita lainnya. Namun seorang muslim tentunya akan menempatkan cita-citanya di tempat yang paling tinggi dan mulia yaitu menggapai keridhaan Allah. Jadi inilah pentingnya kita harus mempunyai cita-cita. Tanpa cita-cita kita mempunyai tujuan hidup yang jelas seperti terkatung-terkatung ,mengikuti air mengalir.
Terkadang kita bertanya kepada diri sendiri serta rekan yang lain, tentang mau dijadikan seperti apa diri kita di masa depan nanti? Kalau boleh memilih, sudah tentu kita akan lebih memilih untuk menjadi orang sukses, iya kan? Kalau memang seperti itu, tapi kenapa sepertinya kita tidak ada usaha untuk meraih cita-cita sebagai orang sukses? Ini justru aneh kan?. Seharusnya kita bisa menyadari tentang arti sebenarnya dari meraih cita-cita, karena kita hanyalah manusia biasa yang mana memang hanya diberikan satu kesempatan untuk menjalani kehidupan. Dari kesempatan untuk bisa hidup yang telah diberikan kepada kita ini, apakah lantas kita akan menyia-nyakannya begitu saja?
“Hidup enggan mati pun tak mau” suatu istilah yang mungkin bisa menggambarkan kondisi dari mereka-mereka yang tidak pernah mau meraih cita-cita.Hidup semacam itu hanya berisi kebosanan dalam kesehariannya, tidak ada ambisi untuk meraih cita-cita, hidup mereka mengalir seperti air tanpa tujuan yang jelas. Mereka hanya mengikuti arus kehidupan, bukankah sangat membosankan hidup semacam itu? . Ingatlah kita hidup di dunia ini hanya sekali, jangan sampai kita meninggalkan dunia ini tanpa bisa mendapatkan suatu prestasi apapun.Orang yang tidak memiliki ambisi untuk meraih cita-cita adalah orang yang hanya hidup untuk menunggu mati.
Ada alasan tertentu kenapa pada waktu kita kecil dulu suka ditanya, “Kalau sudah besar nanti, apa cita-citamu?”. Karena begitu polosnya kita pada waktu itu, mungkin kebanyakan akan menjawab untuk bercita-cita sebagai seorang dokter, pilot, tentara, atau terkadang ada saja yang menjawab dengan kepolosannya itu kalau dia ingin masuk surga. Dan karena ketidaktahuan dari kita dengan maksud yang sebenarnya dari pertanyaan cita-cita itu, sehingga apa yang kita jawab pada waktu itu seakan tidak bisa mempengaruhi pikiran kita untuk meraih cita-cita itu. Seharusnya kita sadar untuk apa kita berusaha meraih cita-cita yang pernah kita ucapkan pada waktu kecil dulu, dengan begitu motivasi di dalam pikiran kita akan tumbuh. Cita-cita yang pernah kita sebutkan dulu bukanlah suatu hal yang bisa kita sepelekan, kenapa?.Karena yang namanya cita-cita adalah suatu motivasi sekaligus doa harapan bagi kita untuk menuju kehidupan masa depan yang terarah, karena jika kita mau berusaha untuk meraih cita-cita itu maka kita sudah memiliki jalur kesuksesan sendiri.
Menjalani kehidupan janganlah seperti air yang mengalir, meski mereka menuju satu tujuan tapi jalur mereka sangatlah tidak jelas.Mungkin saja air yang mengalir ini harus melewati berbagai tempat yang menjijikkan, apakah kita mau menjalani kehidupan semacam itu? .Maka dari itu, tentukan dan berusaha untuk meraih cita-cita mulai dari sekarang adalah hal yang sudah seharusnya kita lakukan untuk menuju kehidupan yang lebih baik di masa depan nanti. Meski jalurnya tidak mudah untuk dilewati, tapi selama kita tahu jalan-jalan yang harus dilalui maka kita tidak perlu untuk melewati jalur yang tidak kita inginkan seperti ilustrasi air tadi, dan itulah gunanya meraih cita-cita.

pengertian cita-cita

Menurut Arhaadesin dalam http://arhaadesin.blogspot.com/2012/06/pengertian-cita-cita.html ( diakses tanggal 24 Oktober 2013),  cita-cita adalah keinginan, harapan, atau tujuan yang selalu ada dalam pikiran. Tidak ada orang  hidup tanpa cita-cita, tanpa berbuat kebajikan, dan tanpa sikap hidup. Cita-cita adalah suatu impian dan harapan seseorang akan masa depannya, bagi sebagian orang cita-cita itu adalah tujuan  hidup dan  bagi sebagian yang lain cita-cita itu hanyalah angan-angan belaka. Bagi orang  yang  menganggapnya  sebagai tujuan hidupnya maka cita-cita adalah sebuah impian yang dapat membakar semangat untuk terus melangkah  maju  dengan  langkah  yang  jelas dan mantap dalam kehidupan  ini  sehingga ia menjadi sebuah  akselerator  pengembangan diri namun  bagi yang menganggap cita-cita sebagai angan-angan belaka maka ia adalah sebuah impian belaka tanpa api yang dapat membakar motivasi untuk melangkah maju. Manusia tanpa cita-cita ibarat air yang mengalir dari pegunungan menuju dataran rendah, mengikuti kemana saja alur sungai membawanya. Manusia tanpa cita-cita bagaikan seseorang yang sedang tersesat yang berjalan tanpa tujuan yang jelas sehingga ia bahkan dapat lebih jauh tersesat lagi. Ya, cita-cita adalah sebuah rancangan bangunan kehidupan seseorang, bangunan yang tersusun dari batu bata keterampilan, semen ilmu dan pasir potensi diri.
Cita-cita bukan hanya terkait dengan sebuah profesi namun lebih dari itu ia adalah sebuah tujuan hidup. Seperti ada seseorang yang bercita-cita ingin memiliki harta yang banyak, menjadi orang terkenal, mengelilingi dunia, mempunyai prestasi yang bagus dan segudang cita-cita lainnya. Namun seorang muslim tentunya akan menempatkan cita-citanya di tempat yang paling tinggi dan mulia yaitu menggapai keridhaan Allah.